Cari Blog Ini

Powered By Blogger

Selasa, 22 Maret 2011

PENELITIAN DAN MASALAH PENELITIAN BAHASA

PENELITIAN DAN MASALAH PENELITIAN BAHASA

A. Ihwal Penelitian dan Penelitian Bahasa

Menurut Kerlinger (1993) penelitian ilmiah adalah penelitian yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis terhadap proposisi-proposisi hipotesis tentang hubungan yang diperkirakan terdapat antargejala alam. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian bahasa adalah penelitian yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis terhadap objek sasaran yang berupa bunyi tutur (bahasa).
Penelitian terhadap objek sasaran yang berupa bahasa (bunyi tutur) dikatakan sistematis, maksudnya bahwa penelitian dilakukan secara sistemik dan terencana. Penelitian secara terkontrol maksudnya, bahwa setiap aktivitas dilakukan dalam masing-masing tahapan itu dapat dikontrol baik proses pelaksanaan kegiatannya maupun hasil yang dicapai melalui kegiatan tersebut. Penelitian bahasa yang bersifat empiris, maksudnya bahwa fenomena lingual yang menjadi objek penelitian bahasa itu adalah fenomena yang benar-benar hidup dalam pemakaian bahasa, jadi benar-benar bersumber pada fakta lingual yang senyatanya digunakan oleh penuturnya, bukan fakta lingual yang dipikirkan oleh sipenutur yang menjadi informannya.
Uraian ihwal penelitian bahasa yang disasarkan menyangkut semua tahapan yang dilalui dalam kegiatan yang disebut penelitian itu sendiri. Mulai dari tahap prapenelitian (tahap penyusunan usulan penelitian), sampai ke tahap pelaksanaan penelitian, analisis, dan penyajian hasil analisis, dan tahapan pascapeneltian. Ihwal paparan metode dan teknik yang dikhususkan pada metode dan teknik yang digunakan dalam kajian linguistik sinkronis dan linguistik diakronis, serta sosiolinguistik.


B. Masalah dan Sumber Masalah dalam Penelitian Bahasa

McGuigan (dikutip dari Sevilla dkk, 1993:4), menyatakan bahwa setidak-tidaknya ada 3 keadaan yang dapat memunculkan masalah, yaitu:
1. ada informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam pengetahuan kita
2. ada hasil-hasil (penelitian) yang bertentangan dan
3. ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskannya melalui penelitian.

Maksud dengan adanya kondisi adanya informasi yang dapat menimbulkan kesenjangan dalam pengetahuan kita adalah kesenjangan antara teori yang diketahui dengan bukti-bukti empiris yang teramati. Sedangkan maksud dari hasil-hasil penelitian yang bertentangan, maka dapat melakukan penelitian yang sama dengan yang pernah dilakukan, dengan catatan melakukan perbaikan pada metode yang digunakan serta penentuan dan pemilihan sumber data yang representative.
Adapun maksud dari ‘adanya suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskannya melalui penelitian’ adalah berhubungan dengan suatu kondisi peneliti menemukan bahasa tertentu atau aspek tertentu dari bahasa tertentu yang belum pernah diteliti.

C. Hipotesis dan Teori dalam Pelaksanaan Bahasa

Sifat-sifat Hipotesis:
1. Dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif (pernyataan).
a. afiks-afiks yang digunakan dalam pembentukan kata.
b. tiap-tiap afiks dan tipe-tipe reduplikasi.

2. Hipotesis yang dapat diiuji.
3. Hipotesis yang masuk akal.
Fungsi hipotesis, yaitu:
1. memperkenalkan penelitiuntuk berpikir dari awal suatu penelitian
2. menentukan tahap-tahap atau prosedur suatu penelitian.
3. membnatu menetapakan bentuk penyajian, analisis, dan interpretasi data dalam laporan penelitian (Sevilla dkk., 1993:15-16).

D. Metode, Data, dan Teori dalam Penelitian Bahasa

Metode juga memiliki hubungan dengan teori, maksudnya pemilihan penggunaan metode dan teknik-teknik tertentu pada tahapan penyediaan data, apakah itu metode simak atau metode cakap sangat ditentukan oleh watak dasar dari objek penelitian. Sedangkan data yang dimaksudkan adalah data polimorfemik berupa kata yang di dalamnya terdapa objek penelitian yang berupa afiks tersebut.
Teori mempermainkan posisi sentral dalam penelitian bahasa. teori merupakan unsur sentral yang selalu memberi penceran upaya perumusan malasah termasuk jawaban tentative terhadap masalah ( disebut juga hipotesis) pemilihan metode termasuk teknik-tekniknya dan wujud data yang harus dipersiapkan pada tahap penyediaan data.

E. Ihwal Data dan Objek Penelitian Bahasa

Sudaryanto (1993 : 3 ) memberi batasan-batasan data sebagai bahan penelitian, yaitu bahan jadi (lawan dari bahan mentah), yang ada karena pemilihan aneka macam tuturan (bahan mentah). Konteks objek penelitian bahasa selalu bersifat ganda. Artinya, objek penelitian bahasa selalu hadir dalam jumlah yang lebih dari satu.
Konsep data dalam pengertian data diatas bersifat holistis, dalam arti kata dapat dipandang sebagai entitas itu dapat diandalakan sebagai objek penelitian yang ditentukan oleh keterpaduan unsur-unsur yang membentuk entitas tersebut. Selain pengertian kegandaan konteks secara struktural di atas, kegandaan konteks juga dapat dipandang secara sistemik. Sedangkan data sebagai entitas juga berdasarkan pandangan holistik dan berhubungan dengan bidang linguistik sinkronis dan diakronis.

F. Sumber Data : Populasi, Sampel dan Informan

Sevila dkk (1993) mendevinisikan populasi sebagai kelompok besar yang merupakan sasaran generalisasi. Dalam hubungan dengan masalah penutur, populasi dimaknai sebagai keseluruhan individu yang menjadi anggota masyarakat tutur bahasa yang akan diteliti dan menjadi sasaran penarikan generalisasi tentang seluk bahasa tersebut.
Kita dapat mengambil beberapa orang informan dan satu atau beberapa wilayah pakai bahasa sebagai sampel penelitian. Selanjutnya, setiap subbidang linguistik memiliki prinsip-prinsip tersendiri dalam penentuan populasi, sampel, dan informannya yang arah pembicaraannya lebih terfokus pada bagian metode untuk masing-masing subbidang kajian linguistik tersebut.

G. Hakikat Penelitian Bahasa

Hakikat penelitian bahasa adalah kegiatan menguraikan identitas objek sasaran (objek penelitian) dalam hubunganya dengan seluruh konteks yang memungkinkan hadirnya objek tersebut. Hakikat penelitian bahasa tersebut hendaknya benar-benar disadari oleh peneliti karena akan sangat berperan dalam membantu peneliti pada tahap penyediaan data.

H. Beberapa Tahapan Pelaksanaan Penelitian Bahasa
Pelaksanaan penelitian bahasa menurut tahapannya dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu :
1. prapenelitian
2. pelaksanaan penelitian
3. penulisan laporan penelitian
Tahapan prapenelitian dimaksudkan sebagai tahapan yang menuntut peneliti untuk berusaha memrumuskan secara jelas tentang masalah yang hendaka dipecahkan melalui penelitian. tahapan penelitian tidak lain adalah tahapan penyususnan desain penelitian ( proposal).
Tahapan pelaksanaan penelitian dijabarkan dalam tiga tahapan pokok yaitu, penyediaan data, analisis data, dan membuat rumusann hasil analisis yang diwujudkan dalam membentuk kaidah-kaidah. Adapun tahapan penulisan laporan penelitian, pada tahap ini penelitian yang dilakukan yang dapat berwujud makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan lain-lain tergantung untuk apa penelitian itu dilakukan.




BAB III
PENUTUP


3.1. Kesimpulan dan Saran

Penelitian bahasa adalah penelitian yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis terhadap objek sasaran yang berupa bunyi tutur (bahasa). Penelitian bahasa yang disasarkan menyangkut semua tahapan yang dilalui dalam kegiatan yang disebut penelitian itu sendiri. Mulai dari tahap prapenelitian (tahap penyusunan usulan penelitian), sampai ke tahap pelaksanaan penelitian, analisis, dan penyajian hasil analisis, dan tahapan pascapeneltian. Ihwal paparan metode dan teknik yang dikhususkan pada metode dan teknik yang digunakan dalam kajian linguistik sinkronis dan linguistik diakronis, serta sosiolinguistik.
Dari beberapa uraian mengenai penelitian bahasa dan masalah penelitian bahasa dipaparkan dengan pemisalan disertai contoh-contoh yang isinya kurang menjelaskan mengenai pemahaman makna dan pengertian mengenai penelitian bahasa itu sendiri.



DAFTAR PUSTAKA
Mahsun.2007.Metode Penelitian Bahasa. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada

Tidak ada komentar: